CALIFORNIA (BP) - Pesawat F-22, jet tempur paling canggih di dunia, jatuh di gurun California selatan sekitar pukul 10.30 waktu setempat (Kamis dini hari WIB). Pesawat milik AS itu menghunjam danau kering di Gurun Mojave, sekitar 56 km sebelah timur laut Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California Selatan, saat uji coba.
Satu pilot yang mengendalikan pesawat satu kursi dengan mesin buatan Lockheed Martin Corp itu langsung tewas.
Pernyataan resmi Pentagon menyebutkan pilot itu bernama David Cooley, 49, veteran angkatan udara yang kemudian bergabung dengan Lockheed Martin pada 2003. Martin mendapat kontrak untuk menguji coba pesawat tersebut.
Regu penyelamat sempat melarikan Cooley ke Rumah Sakit Victor Valley. Tapi, nyawanya tak tertolong. ”Ini hari yang sangat sulit untuk Pangkalan Edwards, dan Dave akan dikenang sebagai pahlawan, pilot uji coba, dan teman,” ujar Mayor Jenderal David Eichorn, komandan pusat uji coba penerbangan angkatan udara.
Mayor Angkatan Udara David Small di Pentagon menambahkan, pesawat jet jatuh tersebut telah ditetapkan untuk menjadi bagian dari uji coba penerbangan ke-411 di pangkalan udara Edwards dan uji coba bagian sayap ke-412.
Amerika berkomitmen mengembangkan F-22 pada 1980 dengan kemampuan menyusup bak siluman. Jet ini disiapkan mampu memasuki wilayah udara rival utama AS saat itu, Uni Soviet, dan menghancurkan para pengebom Soviet jika mereka berusaha melancarkan serangan nuklir. Ketika Perang Dingin berakhir, pesawat F-22 menjadi satu-satunya pesawat tempur tercanggih di dunia. Namun, karena besarnya biaya perawatan dan masalah software, program pengadaan pesawat ini terancam. Bahkan, Kongres nyaris menghentikan proyek pengembangan pesawat ini.
Belakangan Kongres atas usul pemerintahan George W. Bush, proyek F-22 mulai aktif digunakan Angkatan Udara AS sejak akhir 2007. Namun, dampaknya, Angkatan Udara AS harus menghemat dengan membeli lebih sedikit pesawat tempur. Maklum saja, F-22A merupakan pesawat tempur paling mahal yang dimiliki Angkatan Udara AS. Harga per unit sekitar 150 juta dolar AS (sekitar Rp 1,7 triliun). Pihak Lockheed Martin menyatakan, ada 95.000 pekerja di 1.000 perusahaan yang terkait dengan penanganan F-22.
Jatuhnya F-22 kemarin merupakan insiden kedua. Kejadian pertama berlangsung pada Desember 2004. Saat itu F-22 juga dalam suatu uji terbang dan jatuh di tempat yang sama. Namun, pilot berhasil menyelamatkan diri setelah mengaktifkan pelontar kursi. (CNN/AP/kim/jpnn)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment