Ruby the Heart Stealer berada di pusat tuduhan yang menyatakan bahwa Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi membayar jasa seks seorang pelacur yang masih belum cukup umur. |
Foto-foto itu diduga diambil oleh satu atau lebih gadis penari yang menghadiri acara yang disebut "pesta bunga-bunga" yang digelar Berlusconi di rumah mewahnya di luar Milan. Sebuah harian Italia melaporkan, keberadaan foto-foto itu telah mendorong perang penawaran antara majalah-majalah dan agensi-agensi foto dengan harga penawaran awal sebesar 1 juta euro.
Tim hukum Berlusconi, sebagaimana dilansir Telegraph, Senin (7/2/2011), mengatakan bahwa foto-foto itu, jika memang benar-benar ada, "akan merupakan foto palsu, foto-foto yang dimanipulasi, foto montase". Meski demikian, mereka tetap mengajukan pengaduan kepada pihak kehakiman dan pengawas privasi Italia sebagai pencegahan terhadap kemungkinan publikasi atas foto-foto itu.
Para penyidik menyita sejumlah komputer dan telepon seluler dari para perempuan muda yang diduga simpanan Berlusconi (74 tahun) di sebuah kompleks apartemen kelas atas di Milan. Para penyelidik memeriksa perangkat untuk melihat apakah perangkat itu berisi gambar video rumah Berlusconi, Vila San Martino.
Jaksa di Milan diperkirakan akan memanggil Berlusconi pada Senin atau Selasa untuk suatu proses pengadilan terkait dengan tuduhan bahwa ia membayar El-Mahroug untuk seks. El-Mahroug, diduga seorang pelacur yang masih belum cukup umur, dikenal sebagai Ruby the Heart Stealer. Berlusconi juga dituduh telah menyalahgunakan kekuasaannya dengan mencoba membebaskan gadis itu dari tahanan polisi terkait dengan tuduhan pencurian. Berlusconi , yang peringkat partainya masih lebih tinggi ketimbang partai oposisi, membantah telah melakukan kesalahan.
Pada Sabtu, para intelektual sayap kiri Italia yang mencapai ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa di Milan untuk menuntut pengunduran diri Berlusconi. "Kami di sini untuk membela kehormatan Italia, untuk mengingatkan dunia bahwa tidak semua orang Italia sama," kata Umberto Eco, penulis kenamaan Italia antara lain lewat bukunya The Name of the Rose, yang berada di antara para pengunjuk rasa.
Juru bicara Berlusconi mengklaim, taipan itu telah menjadi korban peradilan Italia yang bias dan media sejak dia masuk politik. "Orang-orang terus memilih kami karena mereka tahu bahwa kami tetap menjaga negara ini selamat dari krisis ekonomi terburuk di dunia sejak tahun 1929," kata juru bicara itu.
No comments:
Post a Comment