Pages

Thursday, April 30, 2009

Raja Kelantan Janji Temukan Manohara dengan Ibunya

KUALA LUMPUR - Ketegangan hubungan antara Pangeran Kerajaan Kelantan, Malaysia, Tengku Muhammad Fakhry dan ibu mertuanya, Daisy Fajarina, ada harapan berujung damai. Perselisihan yang dipicu tuduhan Daisy bahwa Pangeran Fakhry menculik anaknya, model Manohara Odelia Pinot (Mano), itu akan diakhiri dengan pertemuan Mano dengan ibunya beberapa hari ke depan.

Untuk mewujudkan upaya perdamaian itu, raja Kelantan, ayahanda Tengku Fakhry, mengirim seorang utusan ke Jakarta untuk menemui Daisy.

'Raja Kelantan sudah mengirim orang ke Jakarta untuk menemui Ibu Daisy. Orangnya sudah berangkat Senin siang (27/4) untuk menyelesaikan semuanya agar bisa tenang,'' kata Mohd Soberi Safii, pejabat UMNO (partai berkuasa di Malaysia) yang juga kerabat Kesultanan Kelantan, kepada pers di Kuala Lumpur kemarin (28/4).

Seperti dikutip dari situs Malaysiakini, Soberi yang mengaku bersahabat dengan Tengku Fakhry itu mengatakan, pertemuan antara Manohara dan ibunya hanya tinggal menunggu waktu, yaitu menunggu suasana kondusif. ''Ini pisah mata, bukan pisah hati. Kami menunggu suasana cooling down dan Ibu Daisy sudah reda kemarahannya,'' kata Soberi.

Menurut dia, selama ini raja Kelantan mengambil sikap diam karena tidak mau terjadi perang di media massa dengan Daisy Fajarina, yang tidak lain adalah besannya sendiri. ''Jika diikuti, akan terbongkar semua latar belakang Ibu Daisy. Ini sikap raja Kelantan,'' tambahnya. Manohara, ujar Soberi, kini hidup tenang dan nyaman bersama suaminya di Kelantan. Tidak betul ada penyiksaan terhadap Manohara oleh suaminya. ''Munculnya Manohara ke depan publik belakangan ini membuktikan tidak ada penyiksaan dan keduanya hidup bahagia,'' katanya.

Manohara muncul bersama suaminya di depan publik saat acara perkenalan Manohara dengan istri-istri wakil rakyat di Hotel Grand Riverview, Kota Bahru, Kelantan, Sabtu, 19 April 2009. Setelah itu, suami-istri tersebut juga hadir pada acara pesta pernikahan anak wakil presiden PAS di Kelantan yang menikah dengan WNI juga, yakni Indah Purnamasari Didin. Manohara dan Fakhry hadir selama 40 menit pada pesta pernihakan itu, Sabtu (25/4). Malam harinya, pasangan tersebut tampil di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, menonton pertandingan sepak bola final piala FA antara kesebelasan Kelantan dan Selangor. ''Jadi, Manohara adalah anak yang baik, cerdas, juga sangat sayang dan penurut dengan ibunya. Dia akan menjadi robot jika bertemu ibunya. Kami khawatir ibunya akan minta Manohara pulang ke Jakarta dan membuat kekacauan pada acara ulang tahun raja Kelantan pada 30 Maret 2009. Oleh karena itu, dia dicekal ketika tiba di KL 19 Maret 2009,'' jelasnya.

Soberi menceritakan mulai awal perkenalan Muhammad Fakhry dengan Monahara, saat berpacaran, hingga pernikahan. Dia juga menjadi saksi peristiwa ditinggalkannya ibu Manohara di Jeddah. ''Saat itu tidak benar ada penculikan, hanya kesalahpahaman, karena saya satu pesawat dengan Tengku Fakhry dan Manohara,'' ungkapnya.

Soberi menjelaskan, pada saat di Bandara Jeddah untuk pulang dari umrah itu, Daisy memang diminta naik penerbangan lain, bukan jet pribadi yang ditumpangi Fakhry dan istrinya. ''Agen perjalanan lupa bilang kepada sopir mobil (yang membawa Daisy). Selepas dari hotel, kita ke jet, dan beliau (Daisy) ke (penerbangan) komersial,'' kata Soberi menjelaskan peristiwa yang terjadi pada Februari 2009 itu. ''Bahkan, untuk menjelaskan kesalahpahaman itu, di dalam jet, Manohara menelepon untuk memberi tahu ibunya bahwa dia mau balik ke Kelantan dan ibu (pulang) ke Jakarta,'' lanjutnya.

Namun ibunda Mano, Daisy Fajarina, membantah keterangan Soberi. Selain yakin bahwa anaknya diculik setelah umrah, Daisy juga menegaskan tidak benar kondisi Mano saat ini baik-baik saja. Penampilan Mano dalam pemunculan terakhir justru menandakan sang anak meminta pertolongan. ''Kalau dari foto, saya lihat ekspresi Mano tertekan. Dia seakan mengirimkan pesan SOS karena tangannya terus-menerus diletakkan di dada,'' ujar Daisy setelah bertemu anggota Komisi I DPR dan Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman di Hotel Nikko, Jakarta, kemarin.

Daisy menuturkan, putrinya itu memiliki kebiasaan memberikan isyarat saat keadaannya tidak nyaman. Isyarat itu sering dipraktikkan Mano sejak kecil. ''Misalnya saja, Mano pegang telinga kalau nggak mau diajak nonton. Bahasa ini dilakukan kalau mereka kumpul sama teman-temannya,'' katanya.

Raditya Argoebie, sahabat Manohara yang menghubungkan Daisy dengan Hayono, juga membenarkan tingkah laku Manohara. Mano juga pernah menggunakan isyarat-isyarat itu kepada Raditya. ''Dia selalu menekan tangannya di dada jika tidak comfortable,'' ujar pria yang menjadi saksi resepsi sampai Mano kabur ke Indonesia.

Perkembangan lain, kasus Manohara juga menarik perhatian DPR.

Dengan bantuan dari Raditya Argoebie, teman Mano, akhirnya Daisy Fajarina, ibu Manohara, bisa bertemu dengan dua orang anggota Komisi I DPR di Hotel Nikko. Daisy bermaksud meminta bantuan komisi tersebut untuk memulangkan Manohara ke tanah air.

Dalam pertemuan itu, Daisy disarankan segera memberikan laporan ke komisi I untuk upaya membawa pulang Manohara dari Malaysia. Anhar mengatakan segera merespons warga negara. ''Ini menyangkut warga negara kita. Sudah tanggung jawab kita untuk melindungi setiap warga negara kita,'' tegas Anhar. Karena itu, komisi I segera mengadakan rapat internal sebagai langkah awal upaya pemulangan Manohara. ''Nanti komisi I akan memanggil Dubes dan Menlu," ujarnya. (kit/aga/jpnn/kim)

No comments:

Posting Terkini